Sekilas Tentang Mikologi ( Jamur )
Mikologi Berasal dari bahasa Yunani Mykes yang berarti Jamur dan Logos yang berarti Ilmu. Mikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang jamur. Dalam bahasa Inggris Jamur disebut Fungi / Fungus.Ciri-ciri jamur :
- Merupakan sel Eukariotik (mempunyai Inti yang jelas)
- Berkembang biak dengan spora secara asexual maupun sexual
- Tidak berklorofil
- Dinding sel terdiri dari khitin dan selulosa
- Bersifat sebagai Saprofit
Peranan jamur dialam ada yang bermanfaat dan ada yang merugikan bagi manusia,
Yang bermanfaat diantaranya adalah :
- Fermentasi alcohol, pembuatan tempe, menghasilkan antibiotik (Penicillium notatum).
- Jamur yang bisa dimakan edible Mushrom (Volvariella volvacea, Pleurotus ostreatus) dll
Yang merugikan diantaranya :
- yang bersifat pathogen pada manusia
- merusak perabot, penyakit tumbuhan
MORFOLOGI
Bentuk jamur secara garis besar ada 3 bentuk yaitu :
a. Yeast
merupakan jamur uniselluler yang berbentuk oval / lonjong dengan diameter 3 – 15 mikron, berkembang biak dengan cara membelah diri (asexual) membentuk tunas atau budding cell. Yeast ada dua yaitu : Yeast murni merupakan jamur uniselluler yang tidak mampu membentuk pseudohifa/ klamidospora, Yeast like merupakan jamur uniselluler yang mampu membentuk pseudohifa. Contoh : Candida sp, Candida albicans, Torulla (koloni berwarna merah / orange), Cryptococcus neoformans
Secara makroskopik (pada media padat SGA) koloni jamur bentuk yeast tampak Smooth, warna krem, cembung bau seperti ragi. Identifikasi dengan uji biokimia
b. Mold / Kapang
Merupakan jamur multiselluler (mempunyai inti lebih dari satu) yang membentuk benang-benang hifa / filament, kumpulan dari hifa disebut miselium yang membentuk suatu anyaman. Hifa yang dibentuk ada yang bersekat maupun tak bersekat. Hifa yang berada di atas permukaan media disebut Hifa aerial yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan. Hifa yang berada didalam media disebut Hifa Vegetatif berfungsi sebagai alat untuk menyerap makanan.
Secara makroskopik (pada media SGA) jamur yang berbentuk Mold membentuk koloni yang berserabut / granuler koloninya tampak kasar (Rought). Untuk identifikasi, hasil mikroskopik dan makroskopik merupakan dasar identifikasi. Contoh : Aspergillus, Penicellium, Rhizopus, Mucor, Microsporum, Trichophyton, Epidermophyton
c. Dimorfik
Merupakan jamur yang mempunyai dua bentuk yaitu : Yeast dan Mold. Berbentuk Yeast jika berada di dalam inang / host atau pada suhu inkubasi 37 derajat C, dan berbentuk mold jika berada diluar inangnya atau pada suhu inkubasi suhu ruang. Contoh : Histoplasma capsulatum, Coccidioides immitis, Blastomyces dermatidis
STRUKTUR SEL JAMUR
Jamur merupakan sel Eukariotik oleh karena itu struktur
sel jamur dapat kita ketahui adanya :
o Dinding sel
o Membrane sel
o Inti
o Sitoplasma
o Retikulum endoplasma
o Badan golgi
o Vakuola
o Ribosom
o Mitokondria
o Organel yang lain
Dinding sel
: Dinding sel jamur terdiri dari selulosa , chitin atau
campuran keduanya yang merupakan karbohidrat ( 90 % ) dan protein 10 % (
enzim ). Ada beberapa golongan fungi yang mempunyai dinding sel yang
berbeda diantaranya :
FUNGI
DINDING SEL Monomer KH
1. Fungi Aquatik
Selulosa
2. Klas Zygomycetes
Chitin, Chitosan
3 Klas
Ascomycetes(Yeast) Beta Glucan, Mannan
4. Klas
Basidiomycetes (Yeast) Chitin, Mannan
5. Fungi dengan hifa
septa
Chitin, Beta Glucans
Protein pada dinding
sel jamur berfungsi membantu dalam metabolisme yaitu membentuk enzim
baik enzim ektraseluler maupun intraselluler. Struktur tambahan pada
jamur juga ditemui adanya Kapsul, atau lendir pada jamur yang merupakan
struktur tambahan pada bagian luar dinding sel merupakan Polisakarida
yang berfungsi sebagai menjaga dari kekeringan dan meningkatkan daya
patogenitas. Jamur yang berkapsul secara makroskopik koloninya tampak
basah / Mucoid . Contoh jamur yang berkapsul adalah Cryptococcus neoformans
REPRODUKSI
Perkembang biakan jamur dengan membentuk spora, spora
dibentuk dengan dua cara yaitu : Asexual dan Sexual Asexual, Spora
asexual dibentuk oleh hifa fertile yang mengalami pemutusan atau
fragmentasi.
Macam- macam spora
asexual :
Blastospora, spora asexual yang dibentuk oleh jamur yang berbentuk
oval (jamur uniselluler) dengan membentuk sel anakan Budding cell.
Arthrospora, spora asexual yang dibentuk pada ujung hifa dan
berbentuk persegi.
Klamidospora, spora asexual yang dibentuk oleh hifa yang mengalami
penebalan terletak pada ujung hifa (klamidospora terminal), atau
pada tengah hifa disebut klamidospora interkalar. Spora/ Konidia yang
dibentuk pada hifa yang fertile secara asexual atau sexual
Mikrokonidia, spora asexual pada hifa yang ukurannya kecil berbentuk
seperti tetes air, cerutu.
Makrokonidia, spora asexual pada hifa yang ukurannya besar dan
bentuknya seperti gada, bulan sabit.
Pada beberapa jamur pada bagian ujung
menggelembung membentuk suatu wadah (sporangium), dimana protoplasmanya
membagi diri membentuk spora (sporangiospora), hifa dari jamur tersebut
disebut sporangiospore.
Sexual
Spora jamur yang dibentuk melalui percampuran sitoplasma
dan inti dari 2 hifa atau 2 sel jamur. Perkembang biakan secara sexual
ada dua cara yaitu : Plasmogami dan Karyogami.
Plasmogami, persatuan antara dua sel jamur yang didahului dengan
protoplasma kemudian persatuan inti. Karyogami, Persatuan antara dua sel jamur atau hifa pada bagian
inti.
KLASIFIKASI
Klasifikasi jamur Sejati (Eumycetes)terbagi menjadi
empat berdasarkan cara perkembang biakannya yaitu :
1. Golongan Zygomycetes, Jamur yang berkembang biak
secara sexual dengan membentuk zigot dari penggabungan ujung-ujung
hifa. Contoh : Mucor, Absidia
2. Golongan Basidiomycetes, Jamur yang berkembang biak
secara sexual, spora dibentuk diluar tubuhnya pada sel berbentuk
seperti pemukul yang disebut basidia
3. Golongan Ascomycetes, Jamur yang berkembang biak
secara sexual dengan membentuk spora didalam askus (wadah).
4. Golongan Deuteromycetes, Jamur yang brekembang biak
secara asexual atau jamur tidak sempurna (Fungi Imperfekti), dijumpai
pada jamur penyebab penyakit. Penggolongan jamur pathogen lebih
diutamakan pada lokasi infeksinya, misalnya Mikosis Superfisial,
Mikosis Subcutan, Mikosis Sistemik, Oportunis.
Jamur berdasarkan
habitat asal dibagi menjadi :
1. Habitat Tanah
(Geofilik)
Menyebabkan penyakit
pada manusia melalui :
a. Inhalasi ( Pernafasan ) : Jamur ini masuk kedalam tubuh manusia melalui
pernafasan, sehingga biasanya menyebabkan penyakit pada organ
dalam (Mikosis Sistemik). Contoh : Aspergillosis
paru, Histoplasmosis, Cryptococosis, Blastomyces
b. Traumatik / luka / lesi : Jamur ini masuk kedalam tubuh manusia karena adanya luka,
dan dapat menyebabkan penyakit pada Mikosis Subcutan. Contoh : Cladosporium corioni, Phialospora verukosa
c. Kontak kulit : Jamur ini pathogen pada manusia karena kontak antara
kulit sehingga menyebabkan Mikosis Superfisial(Jamur Kulit). Contoh : Malazezia furfur / panu, Microsporum, Trychophyton, Epidermophyton
2. Habitat hewan
(Zoofilik)
Jamur ini
menyebabkan penyakit pada manusia melalui kontak kulit dengan hewan,
menyebabkan Mikosis Superfisial. Contoh : Microsporum, Trychophyton, Epidermophyton
3. Habitai Air /
Aquatik
Jamur ini
menyebabkan penyakit pada manusia melalui mulut, luka kontak dengan
kulit, menyebabkan Mikosis Sub cutan. Contoh : Cladosporium, Phialospora verucosa, Candida
4. Habitat pada
manusia (Anthropofilik)
Jamur ini menyebabkan penyakit pada manusia melalui
kontak kulit, menyebabkan penyakit Mikosis Superfisial. Contoh : Malazezia furfur / panu, Epidermophyton, Candida
FAKTOR
PREDISPOSISI/ pertumbuhan
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur ada 2 yaitu
:
- secara Eksogen
- secara Endogen
Faktor Eksogen
Cuaca (kelembaban, suhu yang tinggi, pH
asam), Pakaian, Penggunaan emolin yang berminyak dan Kebiasaan /
pekerjaan.
Faktor Endogen :
Immunodefisiensi, Malnutrisi, Genetic, Hormonal
(Mengandung), Diabetes militus dan Obesitas, kulit berminyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar